'/> Makalah Sumpah Perjaka Dan Integrasi Bangsa -->

Info Populer 2022

Makalah Sumpah Perjaka Dan Integrasi Bangsa

Makalah Sumpah Perjaka Dan Integrasi Bangsa
Makalah Sumpah Perjaka Dan Integrasi Bangsa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gejala-gejala yang dikenal sebagai Kebangkitan Nasional, tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam negeri antara lain yaitu terlaksanakan politik etis yang dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda. Faktor dari luar negeri antara lain yaitu kemenangan bangsa Jepang atas bangsa Rusia dalam perangnya pada tahun-tahun pertama kurun ke-20. Suatu kemenangan yang dianggap sebagai kemenangan orang Asia (kulit berwarna) terhadap orang Eropa (kulit putih).
Adanya imbas gagasan-gagasan modern, anggota elite nasional baru, menyadari bahwa usaha unuk memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi modern. Baik pendidikan, usaha politik, usaha ekonomi, maupun usaha sosial budaya, memerlukan organisasi. Dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia menyerupai Boedi Uetomo, Sarekat Islam, Indische Partji, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain, tampak bahwa proses pendewasaan konsep nasionalisme kultural, berubah menjadi sosio ekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik yang merupakan aspek multidimensional.
Sebuah fenomena sejarah yang merupakan momentum sangat penting dalam proses penguatan konsep wawasan kebangsaan Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Adanya kehendak bersama untuk bersatu itu akan mengatasi alasan-alasan menyerupai kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan sejenisnya dengan tetap menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Sejak kejadian tahun 1928 itu, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam kemajuan.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, merupakan momentum kebangkitan nasionalisme yang luar biasa. Sesudah pergelaran Sumpah Pemuda maka semangat kenasionalan ini muncul dalam jiwa pemuda-pemuda bangsa sehingga tercipta kemerdekaan sehabis berates-ratus tahun negara ini dibawah kekuasaan asing. Peran serta donasi dari Sumpah perjaka terhadap bangsa Indonesia merupakan topic yang menarik untuk dikaji lebih ,mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahir dan berkembangnya Sumpah Pemuda?
2. Bagaimana Sumpah Pemuda mensugesti Pergerakan Nasional Indonesia?
3. Bagaimana Sumpah Pemuda sanggup kuat terhadap integrasi Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah lahir dan berkembangnya Sumpah Pemuda
2. Mengetahui Sumpah Pemuda mensugesti Pergerakan Nasional Indonesia
3. Mengetahui Sumpah Pemuda sanggup kuat terhadap integrasi Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN


A. Lahir dan Berkembangnya Sumpah Pemuda
Sejak kedatangan para penjajah Keadaan bangsa Indonesia sangat sengsara. Para penjajah melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia dengan cara kekerasan. Selain itu, Belanda juga melaksanakan politik devide et impera sehingga sanggup menaklukkan tiruana kerajaan di Indonesia dan menjadi terpecah-pecah. Dalam pemerintahannya, Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa.Sehingga rakyat semakin sengsara dan miskin. Kelihatannya Indonesia sebagai jajahan Belanda memperoleh kemajuan, akan tetapi rakyat Indonesia tetap miskin lantaran honor para karyawan Indonesia baik di perusahaan swasta maupun dalam manajemen pemerintahan tetap rendah sekali. Sehingga rakyat bangkrut dan penghasilan di bawah minimum.
Keadaan yang demikian tidak menciptakan para tokoh perjaka untuk berdiam saja.Para perjaka membentuk himpunan-himpunan (organisasi) untuk menghadapi kekejaman pemerintah Belanda. Pada permulaan kurun ke 20, telah terdapat tanda-tanda akan bangkitnya kembali rakyat Indonesia. Kebangkitan tersebut bermula dengan adanya sosok Kartini yang ingin memperbaiki keadaan bangsa Indonesia. Bangkitnya bangsa Indonesia tidak terlepas dari impian Kartini.Buku Kartini yang memberikansikan surat-surat yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang telah membawa imbas bagi para perjaka dan pemimpin-pemimpin Indonesia serta bagi kaum terpelajar Belanda.
Dengan mulainya kurun ke-20, mulai pulalah suatu masa gres bagi rakyat Indonesia. Dalam masa gres itu pemimpin-pemimpin rakyat memperjuangkan nasib bangsanya yang selama berabad-abad telah dilakukan oleh nenek moyang kita, dengan melaksanakan perlawanan bersenjata. Kini usaha merupakan suatu usaha politik dengan mempergunakan cara-cara dan sarana-sarana modern.
Pada tahun 1906 Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai memajukan propaganda dalam memajukan bangsa Jawa melalui ekspansi pengajaran.Berkat dorongan Dr. Wahidin Sudirohusodo, pada tanggal 20 Mei 1908, untuk pertama kali didirikan himpunan dengan sebutan Budi Utomo oleh Dokter Sutomo dan kawan-kawan.Sehingga mulailah zaman gres di Indonesia yaitu zaman pergerakan Indonesia.Selain itu dididrikan pula organisasi Sarekat Dangang Indonesia oleh Haji Samanhudi.Lantas selanjutnya diubah namanya menjadi Sarekat Islam.SI mempunyai banyak pengikut.Berdirinya Budi Utomo kemudian diikuti oleh himpunan-himpunan lain di daerah-daerah menyerupai Pasundan, Sarekat Sumatra, himpunan Ambon, himpunan Minahasa, dan sebagainya.Hali ini dikarenkanan adanya sifat yang masih kedaerahan bangsa Indonesia.Selain itu, golongan agama punmulai bergerak dengan berdirinya organisasi Muhammadiyah yang didiirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912.Oprganisasi ini tidak bergerak di bidang politik, melainkan di bidang sosial, pendidikan, dan agama.Tidak kalah dengan kaum pria, perempuan pun mendirikaan himpunan perempuan yang berjulukan Putri Mardika, Kautamaan Istri, Parwiyatan wanita, Wanito Hadi, dan sebagainya.
Tujuh tahun sehabis didirikannya Budi Utomo, perjaka Indonesia mulai bangun meskipun masih dalam suasana kesukuan/ kedaerahan. Pada tanggal 7 Maret 1915 Satiman bersama Kadarman dan Sunardi mendirikan himpunan pelajar berjulukan Tri Koro Dharmo yang artinya tiga tujuan mulia (sakti, budi, bakti). Kemudian Tri Koro Dharmo dirubah namanya menjadi Jong Java pada kongres di Solo tahun 1918 lantaran untuk mencita-citakan persatuan Jawa Raya (Sunda, Jawa, Madura, dan Bali). Selain Jong Java telah terbentuk pula himpunan pelajar berjulukan Sumatranen Bond yang mempunyai cabang di Padang dan Bukittinggi. Kemudian disusul dengan berdirinya himpunan perjaka kedaerahan menyerupai Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, dan Pemuda Kaum Betawi. Selain itu berdiri pula Jong Islamieten Bond (JIB) yang didirikan oleh bekas ketua Jong Java yaitu Sam. JIB turut memegang peranan dalam Sumpah Pemuda. Pada tahun 1908 para mahasiswa yang berguru di Belanda juga mendirikan organisasi yang disebut Perhimpunan Indonesia.
Pada tanggal 30 April- 2 Mei 1926, terjadi Kongres Pemuda I. Dalam kongres ini terdiri dari himpunan-himpunan perjaka yang kemudian bersatu dan melaksanakan kongres I di Jakarta.Kongres tersebut dipimpin oleh M. Tabrani dengan tujuan kongres memajukan paham persatuan bangsa dan mengeratkan kekerabatan antara tiruana himpunan perjaka kebangsaan. Sesudah kongres selesai, mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Jakarta mendirikan himpunan mahasiswa yang berjulukan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Tujuan dibentuknya PPPI ini yaitu untuk persatuan bangsa Indonesia terutama dikalangan pemuda. Tokoh PPPI antara lain Sigit, Sugondo, Suwiryo, S. Reksodiputro, Muh. Yamin, Amir Syarifudin, dan sebagainya.
Perkembangan nasionalisme Indonesia terjadi secara simultan, bukan saja menjangkau partai-partai politik tetapi juga organisasi-organisasi pemuda. Bersamaan dengan pembentukan PNI dan PPPKI, organisasi perjaka berada dalam proses politisasi yang makin meningkat. Para pelajar dan mahasiswa dari organisasi mulai bergabung dalam suatu wadah yang berjulukan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).Para perjaka telah sepakat bahwa waktu pencetusan Sumpah Pemuda telah matang.Sumpah perjaka bukan hanya hasil usaha perjaka saja tetapi merupakan hasil usaha bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Sumpah perjaka merupakan titik kulminasi usaha nasional lantaran syarat mutlak berhasilnya usaha bangsa dan bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia sebagai bangsa besar.Sumpah perjaka dicetuskan oleh para perjaka merupakan suatu kehormatan besar bagi perjaka dimanapemuda yaitu eksponen usaha nasional dan usaha perjaka merupakan cuilan yang tidak terpisahkan dari usaha bangsa secara keseluruhan.
Pada Kongres Pemuda II tanggal 26-28 Oktober 1928 didatang i oleh sembilan organisasi perjaka dan sejumlah tokoh politik.Kongres tersebut merupakan puncak integrasi ideologi nasional dan merupakan kejadian nasional.Kongres tersebut membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi lantaran utusan yang tiba mengucapkan sumpah setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia.”Di dalam penutupan kongres tersebut dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman.Simbol kebangsaan lainnya yaitu bendera Merah Putih dikibarkan untuk mengiringi lagu kebangsaan tersebut sehingga tercipta kesan yang mendalam bagi para perjaka yang tiba dalam kongres tersebut.Selain itu, sumpah perjaka merupakan produk kaum intelegensi yang menjadi pemeran intelektual “drama nasionalisme” Indonesia.Sumpah Pemuda meliputi tiga pengertian yang merupakan kesatuan yaitu pengertian wilayah, bangsa yang merupakan massa dan bahasa sebagai alat komunikasi yang homogin. Nilai dasar yang terkandung dalam sumpah perjaka yang meliputi kebebasan, kemandirian, dan kebersamaan.
Dua tahun sehabis sumpah pemuda, gerakan perjaka menginjak fase usaha gres dalam kenyataannya yaitu fase usaha yang dijiwai oleh impian sumpah perjaka yaitu impian persatuan menurut kebangsaan Indonesia.Pada tahun 1931, Indonesia Muda mengadakan kongres di Yogyakarta.Dalam kongres tersebut membahas mengenai perselisihan antara kaum renta yaitu Sartono yang mendirikan Partindo sehabis PNI dibubarkan dan bekas anggota lainnya mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia dibawah pimpinan Moh.Hatta.
B.Sumpah perjaka dan Pengaruhnya Bagi Pergerakan Nasional Lainnya
Kelahiran organisasi pergerakan kebangsaan pertama, walaupun dalam masa selanjutnya di ambil alih oleh golongan tua, telah mengilhami munculnya gerakan-gerakan perjaka lainnya di Indonesia untuk masa selanjutnya. Gerakan perjaka itu berkembang sedemikian rupa sampai mengarah pada suatu komitmen nasional dalam bentuk sumpah bersama untuk nusa dan bangsa, tanah air dan bahasanya yang sama yaitu Indonesia.
Selanjutnya Sumpah Pemuda 1928, di adakan lagi kongres perjaka di Yogyakarta pada tanggal 24-28 Desember 1928.Sesungguhnya sewaktu Sumpah Pemuda disetujui pada tanggal 28 Oktober tahun 1928, organisasi-organisasi perjaka pendukung belum menyetujui di adakannya fusi antara organisasi perjaka tersebut menyerupai yang diusulkan PPPI lantaran mencapai kesatuan fikiran.
Yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat pada waktu itu sudah barang tentu keputusan Jong Java yang bulan Desember 1928 itu( Sesudah Kongres Pemuda II) akan mengadakan kongresnya yang akan memmemberikan keputusan wacana fusi. Organisasi-organisasi lain menunggu dengan berdebar-debar keputusan kongres Jong Java pada waktu itu merupakan himpunan perjaka yang tertua dan yang terbesar dan mempunyai organisasi yang rapi. Fusi himpunan-himpunan perjaka lainnya tanpa Jong Java akan kurang berarti.
Seperti di atas dikemukakan ide persatuan di kalangan Jong Java yang berlalu dan silam berjulukan Tri Koro Dharmo dalam arti persatuan antara pemuda-pemuda dari seluruh kepulauan telah usang ada bahkan sudah semenjak didirikannya di tahun 1915. Ide persatuan ini lebih konkret dengan adanya putusan kongres Jong Java yang ke IV tahun 1921 di Bandung yang merubah pasal 3 anggaran dasar Jong Java demikian rupa sehingga keinginan bersatu dicantumkan dalamanggaran dasar. Setelah dirubah sesuai putusan kongres tersebut, pasal 3 berbunyi:
“Jong Java bertujuan memepersiapkan anggota-anggotanya untuk membantu pembentukan Jawa raya dan untuk memupuk kesadaran bersatu Rakyat Indonesia sehubungan dengan maksud untuk mencapai Indonesia merdeka.”
Jong Java kemudian juga melihat didirikannya PPPI sebagai himpunan mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang tidak lagi mengenal kesukuan atau kedaerahan. Proses dalam Jong java sendiri ditambah dengan pertumbuhan yang konkret dari ide persatuan nasional Indonesia telah mematangkan jiwa anggota-anggota Jong Java dari jiwa kesukuan menjadi jiwa nasional Indonesia.
Kongres menghasilkan suatu keputusan yang penting, yakni akan di adakannya fusi atau adonan diantara organisasi-organisasi perjaka yang ada. Keputusan itu disetujui oleh Jong Java Jong Sumatra, dan Jong Celebes,. Untuk merealisasikan keputusan tersebut dibentuklah komisi yang kemudian di kenal dengan nama komisi besar Indonesia Muda.
Pada tanggal 23 april 1929 atas ajakan pedoman Besar Jong Java wakil-wakil perjaka Indonesia, Pemuda Sumatra dan Jong Java mengadakan rapat yang pertama di gedung IC Kramat 106 Jakarta. Keputusan ialah bahwa mereka menginginkan segera didirikannya himpunan gres yang sejalan dengan kemauan persatuan Indonesia dan menurut kebangsaan Indonesia dan juga segera membentuk komisi persiapan yaitu yang dinamakan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM).
Dalam kongresnya di Semarang dari tanggal 23-29 Desember 1929 Jong java membubarkan diri untuk meleburkan diri ke dalam himpunan Indonesia Muda. Keputusan berbunyi sebagai memberikankut:
Kerapatan Besar mengambil keputusandengan memperhatikan Statuten himpunan Jong Java berlalu dan silam berjulukan Tri Koro Dharmo, ialah:Pertama : Sedjak dari ketika ini perkoempoelan Jong Java daholoe berjulukan Tri Koro Dharmo, tidak berdiri lagi.Kedoea : Sedjak dari ketika ini segala tjabang perkoempoelan Jong Java, dahoeloe berjulukan tri Koro Dharmo, berdiri di bawah “pemandangan” Komisi Besar perkoempoelan Indonesia Moeda dan wadjib bersatoe didalam perkoempoelan ini.
Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1930 dalam konfrensi di Solo di memutuskan berdirinya organisasi Indonesia Muda. Pada ketika berdirinya organisasi itu telah mempunyai 25 cabang dengan 2400 anggota.
Indonesia Muda telah berdiri, Indonesia Muda berdiri sebagai kenyataan impian Sumpah Pemuda. Dan sesungguhnya, Indonesia Muda yaitu penerus roh “Sumpah Pemuda”.
Sejak 1 Januari 1931 Indonesia Muda mulai bergerak dengan semangat kebangsaan yang menyala-nyala. Dimana-mana di seluruh Indonesia pendirian Indonesia Muda diterima dengan gembira.Tujuan Indonesia Muda menyerupai di memutuskan dalam konsep adalah: Memperkuat rasa persatuan di kalangan pelajar-pelajar, membangunkan dan mempertahankan keinsyafan, di antaranya bahwa mereka yaitu anak bangsa yang bertanah air satu biar tercapailah Indonesia Raya.Untuk mencapai tujuan ini Indonesia Muda berusaha memajukan rasa saling menghargai dan memelihara persatuan di tiruana anak Indonesia, bekerja sama dengan lain-lain himpunan pemuda, mengadakan kursus-kursus untuk mempelajari bahasa persatuan dan memberantas buta huruf, memajukan olahraga dan sebagainya.
Mengenai organisasi-organisasi kepanduan yang tiruanla merupakan cuilan dari pada organisasi-organisasi pemuda-pemuda yang telah dilebur itu (JJP, INPO,PPS) perlu ditentukan bahwa organisasi –organisasi tersebut dilebur menjadi satu organisasi kepanduan yang besar dengan nama kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang berhaluan kebangsaan menyerupai Indonesia Muda dan berkain leher merah-putih sebagai tanda di milikinya jiwa nasional.
C. Sumpah Pemuda dan Pengaruhnya bagi Integrasi Indonesia
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.integrasi sosial dimaknai sebagai proses pembiasaan di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan rujukan kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi yaitu suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik mengikuti keadaan dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan lebih banyak didominasi masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu§
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu§
Sedangkan yang disebut integrasi sosial yaitu jikalau yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu yaitu unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan biar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi aneka macam tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Wawasan kebangsaan Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada masa kemudian seirama dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Oleh lantaran itu, sifat dan corak perkembangannya tampil sesuai dengan sifat dan corak organisasi pergerakan yang mewakilinya. Dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia menyerupai Boedi Uetomo, Sarekat Islam, Indische Partji, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain, tampak bahwa proses pendewasaan konsep nasionalisme kultural, berubah menjadi sosio ekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik yang merupakan aspek multidimensional.
Sebuah fenomena sejarah yang merupakan momentum sangat penting dalam proses penguatan konsep wawasan kebangsaan Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam itulah modal yang sangat berharga bagi terbentuknya sebuah “Nation-State” telah disepakati. Adanya kehendak bersama untuk bersatu itu akan mengatasi alasan-alasan menyerupai kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan sejenisnya dengan tetap menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Sejak kejadian tahun 1928 itu, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam kemajuan.
Mengenai integrasi Indonesia, akhir-akhir ini muncul isu-isu disintegrasi Indonesia.mulai dari ketegangan di Irian Jaya, kerusuhan di Ambon dan Madura baru-baru ini, serta gerakan-gerakan sparatis kawasan menyerupai di Aceh dan masih banyak yang lainnya. Isu-isu perpecahan Indonesia semakin merebak dengan adanya dilema legalisasi budaya kita oleh negara lain. Kita ingat permasalahan pulau Sipadan dan Ligitan yang diatasnamakan milik Malaysia, tak hanya itu saja legalisasi atas tari Reog Ponorogo juga diperebutkan.Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya bibit perpecahan itu sudah Nampak.Mulai dari permasalahan PKI Madiun, Gerakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo (1948-1962) merupakan wujud ketidakmampuan kita dalam mempertahankan cuilan dari bangsa ini dalam konteks nasionalisme.
Sumpah perjaka memberikansikan jiwa persatuan yang berlatar belakang Bhineka Tunggal Ika yang berarti bahwa bangsa Indonesia itu sendiri terdiri dari macam-macam suku bangsa sebagai realitas kebudayaan dan realitas politik yang bantu-membantu hidup sebagai satu dengan penuh toleransi.Dengan demikian persatuan sanggup tercapai dan dipertahankan kalau ke-bhinekaan diperhitungkan sebagai realitas yang memilki elemen mutlak yaitu toleransi. Tanpa mempunyai toleransi maka persatuan Indonesia akan selalu goncang.
Pada tahun 1948 terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang menggoncangkan persatuan pada waktu itu. Jika ditinjau dari sebab-musabab pemberontakan tersebut serta meninjau ideology PKI ini sanggup disimpulkan bahwa PKI tidak mempunyai toleransi (dalam hal toleransi ideology) terhadap ideology-ideologi lain. Pemberontakan PKI 1948 tyersebut menyalahi Sumpah pemuda.Toleransi merupakan unsur mutlak dalam sumpah pemuda.Gerakan Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo pun bekisar pada soal toleransi beragama yang jikalau dilihat dari sudut sumpah perjaka tidak tercermin dari gerakan Kartosuwiryo ini.
Gerakan-gerakan kedaerahan yang pernah terjadi di waktu-waktu yang kemudian menjadi materi renunagan kita tiruana untuk meresapi lagi jiwa sumpah pemuda.Sesuai Sumpah Pemuda gerak-gerik kita harus selalu dikaitkan pada arti persatuan yang mempunyai latarbelakang berupa realitas-realitas kedaerahan yang juga merupakan kekuatan. Pada hakekatnya Sumpah Pemuda yaitu Nasionalisme Indonesia, Patriotisme Indonesia, yang seiring dengan makna lagu Indonesia Raya, bendera Sang Saka Merah Putih, kemudian falsafah Pancasila dan Mukadimah UUD 1945.Lebih-lebih lantaran Sumpah Pemuda sangat memilih artinya bagi pergerakan kemerdekaan nasional kita yang memuncak pada Proklamasi Kemerdekaan dari 17 Agustus 1945.
Melihat segala bentuk permasalahan ketahanan negara kita pada mulanya bermuara dalam konteks nasionalisme.Dalam kemelut perpecahan antar kawasan yang semakin usang semakin menjadi-jadi di negeri ini, pemerintah sendiri juga selalu berusaha biar sekelompok golongan yang bersengketa mengadakan persatuan. Persatuan dan kesatuan suatu negara tidak hanya bisa di kendalikan oleh birokrasi pemerintahan dan pertahanan negaranya saja, akan tetapi pemuda-pemuda bangsalah yang harus memutuskan dasar kuat bagi persatuan Indonesia biar persatuan itu menjadi infinit langgeng dan kekal.
Menurut M. Yamin, pendidikan disebut sebagai faktor utama persatuan. Tentunya pendidikan yang diperkaya dengan skor bertanah air dan berbangsa Indonesia.sedangkan untuk faktor kemauan bagi kepentingan persatuan Yamin menganut teori dari Ernest Renan (1823-1892) andal filsafat bangsa Perancis, bahwa bangsa (nation) itu timbul lantaran sejarah yang dialami bantu-membantu dan juga lantaran kemauan akan hidup bersama.Namun demikian, sepantasnya harus dihargai bahwa dalam proses penyatuan dari aneka macam sifat kedaerahan menjadi sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang skornya sangat dalam.

BAB III
KESIMPULAN


Pada hakekatnya Sumpah Pemuda yaitu Nasionalisme Indonesia, Patriotisme Indonesia, yang seiring dengan makna lagu Indonesia Raya, bendera Sang Saka Merah Putih, kemudian falsafah Pancasila dan Mukadimah UUD 1945.Melihat segala bentuk permasalahan ketahanan negara kita pada mulanya bermuara dalam konteks nasionalisme.Dalam kemelut perpecahan antar kawasan yang semakin usang semakin menjadi-jadi di negeri ini, pemerintah sendiri juga selalu berusaha biar sekelompok golongan yang bersengketa mengadakan persatuan.
Persatuan dan kesatuan suatu negara tidak hanya bisa di kendalikan oleh birokrasi pemerintahan dan pertahanan negaranya saja, akan tetapi pemuda-pemuda bangsalah yang harus memutuskan dasar kuat bagi persatuan Indonesia biar persatuan itu menjadi infinit langgeng dan kekal.Namun demikian, sepantasnya harus dihargai bahwa dalam proses penyatuan dari aneka macam sifat kedaerahan menjadi sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang skornya sangat dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho Notosantoso. 1991.Sejarah Nasioanal Indonesia.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sagimun. 1948.Soempah PoemoedaJakarta : Balai Pustaka.
Sudiyo. 2002.Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan kemerdekaan.Jakarta : Inti Idayu Pers.
Suhartono, 1994, Sejarah Pergerakan Nasional; dari Budi Utomo samapai Proklamasi 1908-1945, Yogyakarta; Pustaka Pelajar. 
Advertisement

Iklan Sidebar