'/> Contoh Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw (Phbi) 1439 H / 2018 M -->

Info Populer 2022

Contoh Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw (Phbi) 1439 H / 2018 M

Contoh Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw (Phbi) 1439 H / 2018 M
Contoh Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw (Phbi) 1439 H / 2018 M
Assalamu’alaikum wr.wb.
 
  اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ

Bapak-bapak, ibu-ibu dan kaum muslimat yang saya hormati dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kemunculat Allah SWT lantaran kita tiruana pada ketika ini masih diperkenankan oleh Allah untuk berkumpul di program yang berbahagia ini, dalam rangka memperingati hari besar Islam, Isro wal Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw lantaran dari beliaulah kita tiruana sanggup mengetahui ajaran-ajaran Islam , sehingga kita sanggup membedakan mana sesuatu yang haq dan mana sesuatu yang bathil, tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga hingga kepada kita selaku umatnya yang gampang- gampangan menerima syafaat darinya. Amiin

Hadirin sekalian yang berbahagia.
Kita tiruana pada ketika ini telah berada di bulan Rajab, dimana pada bulan Rojab ini ada satu insiden yang dihentikan dilupakan oleh setiap umat manusia, utamanya yaitu umat Islam itu sendiri, lantaran pada bulan Rajab itu terjadilah insiden besar yang pernah dijalankan oleh Rasulullah pada abad-abad yang silam yaitu Isro’ Mi’raj. Allah SWT Berfirman dalam surat Al Isra ayat 1 yang berbunyi :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 
 Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari gejala (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia yaitu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Isra' : 1)
Menurut arti bahasa Isro’ itu berarti perjalanan di malam hari. Akan tetapi secara syari’iyah isro’ yaitu perjalanan malam hari yang dilakukan oleh Rasulullah saw dari Masjidil Haram (di Mekkah) menuju ke Baitul Maqdis (di palestina) yang penuh mengandung diam-diam dan keajaiban.
Sedangkan Mi’raj berdasarkan arti bahasa yaitu jenjang naik. Akan tetapi yang dimaksud ialah naiknya Rasulullah saw dari Masjidil Aqso di Baitul Maqdis, dengan menempuh angkasa luar, sehingga alhasil hingga ke suatu kawasan yang paling tinggi berjulukan Sidratul Muntaha, suatu kawasan yang mustahil di capai oleh insan dengan kemajuan teknologi yang bagaimana pun canggihnya kecuali oleh Nabi Muhammad saw. Disitulah Rasulullah saw mendapatkan pribadi dari Allah SWT wacana solah lima waktu, yang harus dikerjakan olehnya dan seluruh umatnya.
Hadirin yang berbahagia. Pada bulan yang penuh berkah ini kita perlu lebih banyak melaksanakan muhasabatun nafsi atau instrosfeksi diri. Terutama yang bekerjasama dengan peningkatan kualitas sholat kita khususnya dan kualitas ibadah secara keseluruhan.
Karena sudah seharusnya kita selaku kaum muslimin untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan amaliyah serta ibadah kepada Allah SWT. Celakalah orang yang amal hari ini lebih jelek dari hari kemarin, rugilah orang yang amal hari ini sama dengan amal hari kemarin, maka beruntunglah orang yang jikalau amal hari ini lebih baik dari kemarin.
Karena amal ibadah sholat menjadi tolok ukur dari identitas seseorang muslim, maka segala upaya untuk mendapatkan sholat yang khusyu’, nrimo dan makbul termasuk rangkaian ibadah. Sedangkan sholat khusyu’, nrimo dan makbul itu tidak akan pernah terwujud jikalau tidak ditunjang dengan ilmu. Oleh alasannya yaitu itu Islam mewajibkan tiruana muslimin muslimat untuk menuntut ilmu.
Hadirin yang berbahagia.
Umat Islam mulai sadar pada ketika perintah sholat mulai diwajibkan. Ternyata banyak sarana dan prasarana pendukung yang menghantarkan pada ibadah sholat yang khusyu’. Karena ibadah sholat mengandung syarat dan rukun. Adapun perkara rukun akan sanggup terpenuhi dengan cara menggali ilmu sholat. Sedangkan yang menyangkut persoalan syarat akan bekerjasama dengan alat dan materi.
Hadirin yang berbahagia.
Bulan Rajab, di mana kita melewatinya dari tahun ke tahun. Dan tidak sekadar melewati, kita selaku kaum muslimin selalu menyambut bulan Rajab ini dengan peringatan-peringatan, pengajian-pengajian yang dikaitkan dengan uraian wacana sholat. Tapi apakah dengan datangnya bulan rajab ini akan selalu lewat begitu saja ? Tentu tidak. Karena yang lebih penting bagi kita yaitu merenungi dan memaknai ibadah sholat itu dengan aktifitas hidup kita. Pada ketika sholat itu diwajibkan untuk khusyu’ maka dalam melaksanakan pekerjaan apapun kita harus khusyu’ atau serius atau sungguh-sungguh. Ketika sholat itu disyaratkan untuk membersihkan dari hadats, maka dalam melaksanakan apapun itu harus membersihkan dari kebohongan, tidak korupsi dan saling menzdolimi. Jika seorang buruh tidak korupsi waktu, dan jikalau si majikan tidak memperlakukan pekerja dengan semena-mena. Demikian pula masih banyak hikmah sholat yang perlu kita telaah secara mendalam. Mari kita aplikasikan makna sholat kita di luar sholat. Semoga kita selalu didiberi kekuatan, petunjuk, dan dukungan dari Alloh SWT, amin.
Sekian yang sanggup saya sampaikan gampang- gampangan berkhasiat, Terimakasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekuarangan dan kekhilafannya.
Advertisement

Iklan Sidebar